Budaya Kerja Baru Selama Pandemi yang Problematis di Pedesaan Sigi

  • sunardi sunardi UIN DATOKARAMA PALU
  • Sitti Rabiatul Wahdaniyah Herman
  • Yulian Sri Lestari
Keywords: Rural, Public Service, Work Culture, Covid-19

Abstract

Work From Home (WFH) menjadi fenomena baru yang melanda instansi birokrasi pemerintahan di Indonesia. Skema kerja ini seakan menjadi budaya kerja baru seiring dengan menguatnya kasus COVID-19 yang pernah melanda Indonesia. Birokrasi pemerintahan di pedesaan menjadi salah satu yang terkena imbas dari penerapan budaya kerja baru, work from home. Kondisi ini problemtis, pasalnya disaat yang sama berhadapan dengan budaya layanan masyarakat pedesaaan yang terbiasa dengan  face to face. Studi ini akan memotret berbagai problem dari praktek work from home yang di implementasikan di dua desa pada kabupaten Sigi. Dengan menggunakan pendekatan kualititaf, teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara. Wawancara berlangsung kepada sekretaris desa Kalubula, Kasi Pembangunan Desa Ampanau, masing-masing dua staf di dua desa, tokoh masyarakat dan sejumlah masyarakat. Hasil penelitian menunjukan bahwa wujud dari work from home yang di realisasikan oleh kedua desa dengan cara berbeda di respon dengan tidak ramah oleh masyarakat pedesaan. Desa di Kalubula merespon perkembangan COVID-19 melalui penerapan kerja dengan pembagian shift kerja, sementara di desa Ampanau dilakukan melalui pembatasan jam kerja layanan. Alih-alih menciptakan layanan publik di pedesaan menjadi lebih efektif, ternyata dilapangan budaya kerja baru ini justru memunculkan persoalan baru.

Published
2022-12-31