Peserta PKN II Angkatan VIII Menggali Ide Inovasi dari Kabupaten Banyuwangi
“Setiap tingkatan kepemimpinan pasti memiliki masalahnya masing-masing. Adapun hal-hal yang seringkali menimbulkan masalah adalah waktu yang singkat, masalah anggaran, dan masalah SDM”, begitulah ucap Abdullah Azwar Anas, M. Si saat membuka ceramahnya pada Jumat, 12 Juni 2020. Bupati Kabupaten Banyuwangi ini menjadi penceramah pada mata pelatihan Kepemimpinan Kewirausahaan di hadapan 52 orang peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II angkatan VIII yang diselenggarakan oleh Puslatbang KMP. Sesi ceramah ini dilaksanakan secara virtual setelah sebelumnya dibuka secara langsung oleh Kepala Puslatbang KMP, Dr. Andi Taufik, M. Si.
Dalam ceramahnya, Azwar Anas berbagi dengan para peserta PKN Tingkat II mengenai keberhasilannya dalam memimpin Banyuwangi selama dua periode kepemimpinannya. Banyuwangi yang dulunya merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur dengan indeks kemiskinan yang cukup tinggi, yaitu 20,9% kini mampu menurunkan angka kemiskinannya hingga di angka 7,52%. Hal ini dapat diperoleh dengan adanya program-program kerja wajib terutama di bidang kesehatan dan pendidikan, serta program-program lain yang dikategorikan dalam program kerja unggulan dan program kerja penunjang.
“Program kerja wajib yang menjadi prioritas utama harus ada di setiap pemerintah daerah. Tanpa adanya hal tersebut, maka pemerintah tidak bisa menyelesaikan banyak masalah dan banyak pekerjaan”, tambah Azwar Anas.
Tak hanya keberhasilan di bidang pengentasan kemiskinan, Azwar Anas juga menceritakan bagaimana Banyuwangi kini mampu menorehkan prestasi lewat inovasi-inovasi yang dilaksanakan pemerintah dan masyarakatnya. Dengan program Smart Kampung, sebanyak 189 desa di Kabupaten Banyuwangi telah tersambung dengan kabel fiber optic, sehingga pelayanan kepada masyarakat dapat dilakukan secara online bahkan hingga ke tingkat desa. Kerjasama dengan pihak swasta dan juga meningkatnya partisipasi masyarakat juga membuat Banyuwangi yang awalnya hanya mampu menyelenggarakan sebanyak 6 festival budaya, kini mampu melaksanakan 110 festival dalam satu tahun. Prestasi bergengsi pun diraih Banyuwangi di antaranya adalah dengan didapatkannya gelar Kabupaten Paling Inovatif dari Kementerian Dalam Negeri, serta penghargaan Awards for Excellence and Innovation and Tourism dari UNWTO pada tahun 2016 yang membuat Banyuwangi mendapatkan hadiah sebesar Rp 25 Miliar dari Badan PBB tersebut.
Momentum adalah hal penting yang harus diperhatikan dalam pengambilan keputusan. Momentum dan inovasi sebagai modal sosial jika digerakkan dengan kepemimpinan kolektif, maka hasilnya bisa mengalahkan anggaran yang besar
Ia juga menambahkan bahwa setiap inovasi yang dibuat harus didasarkan pada keperluan masing-masing daerah. Merupakan hal yang sangat penting pula untuk mampu menggerakkan PNS dan birokrasi dalam berinovasi. Hal penting lain yang juga harus diperhatikan adalah adanya kesamaan gelombang antara atasan dan bawahan terutama ketika terjadi krisis seperti sekarang ini. Selain timeline dan perencanaan yang pasti, arahan yang jelas dari pemimpin juga harus diberikan agar anak buah punya time-frame kapan harus mengerjakan apa.